menu Navigasi

Selasa, 10 Februari 2015

Persiapan Menyambut Paskah 2015

Syalom,
Pembaca yang luar biasa dan di kasihi Tuhan, terima kasih atas waktunya untuk melihat dan membaca kemudian menyimak blog ini, mohon maaf bila tulisan di blog ini menimbulkan emosi saudara,  jika ya bimbinglah emosi saudara kearah yang baik dan bermanfaat.

Tak terasa sudah diambang Paskah 2015, kalender telah memaksa kita untuk memasuki masa Paskah, Tradisi Gereja Katolik yang dengan suka rela dan penuh Iman akan kita awali pada tanggal 18 Februari 2015 yakni Hari Raya Rabu Abu. di Stasi Santo Yosef Jelimpo, ritual Gereja Katolik terebut rencananya akan dilaksanakan rabu sore  semoga terlaksana dengan penuh makna.

belajar dari pengalaman Tahun 2014, dimana pada waktu itu Pelaksanaan Ibadat kurang tersusun sebagaimana mestinya dimana masih dijumpai dualisme buku panduan yang digunakan pada saat pelaksanaan Misa, baik Misa Minggu Plasma Hingga Misa Minggu Paskah.

kekisruhan sangat kentara dikala pelaksanaan Misa Malam Paskah, para elit Stasi kelimpungan menyajikan Ritus Ibadat yang akan di ikuti, kala itu Misa dipimpin oleh P. ............OFM Cap Pastor Paroki Salib Suci Ngabang, beliau meminta Buku Panduan Ritus Ibadat kepada para pejabat teras Stasi, para pejabat teras setasi celingukan ingin menunjukan warna mereka dimuka Imam, akhirnya menyerah karena memang tidak memiliki, ditengah kebingungan itu munculah seorang Perempuan ( ibu-ibu) menawarkan sebuah buku yang notabene adalah Buku Panduan Ibadat selama Masa Paskah yang diperolehnya dari kiriman Email Komisi PSE KA Pontianak, belakangan diketahui bahwa ibu tersebut adalah mama wiwis, Pastor bertanya kepada Mama wiwis apakah beliau termasuk pengurus Stasi? ternyata mama wiwis hanyalah seorang umat biasa.

Apa lacur, Oknum Pengurus Stasi bukannya say Terima kaish, ee malah esmosi, dengan mata terbelalak beliau sedikit menghardik : Cepat kasikan buku itu, seolah cuci tangan dan tak mau bertanggung jawab atas kekurang pahamannya, oknum tersebut malah menampakan diri sebagai pahlawan kemalaman saat itu, kebetulan Misanya juga Malam Paskah hehehe...
udah banyak kecele malah mau melempar kesalahan pada pihak lain, gue sampe bingung beginikah prilaku seorang oknum pengurus Stasi? apa jadinya jika beliau tetap bercokol di singasananya...sampai tahun depan..trus tahun depan lagi.. pingin abadi kali ya?

Gereja mungkin tidak akan mudah tenggelam, tetapi manajemen dan karya administrasinya akan terus menerus carut marut, mana ekor mana kepala tangkap semua.
buktinya lingkar kerjasama antar pengurus tidak tergambar dari kehadiran para pungawa stasi, malah antar pengurus terjadi lempar bola ( emang main poli ) begitu bola jatuh ketanah ramai-ramai melototin yang tidak berhasil menangkap bola( kacian deh).

Jika ingin diceritakan sebenarnya bukan pada saat itu saja para pejabat teras Stasi kelimpungan bin keteteran, misalnya pada saat perayaan Minggu Palma, Kamis Putih, Jum'at Agung dan sabtu suci nyaris seluruhnya kelimpungan, bawa-bawa teks bacaan entah dari mana asal muasalnya akhirnya tak dilirik apalagi mau digunakan sebagai panduan Misa. cek-cek-cek. ntu.. teks ngutip dari mana bos, koq tak akur?

umat sangat menyadari bahwa pengabdian seorang pengurus apa pun itu didalam Gereja memang tanpa upah materi, kecuali janji upah di surga, oleh karenanya sangat dibutuhkan seorang pengurus yang memiliki keterpanggilan hati untuk melayani.

hingga saat ini dimana pada tanggal 18 Februari 2015 nanti akan diadakan Ibadat Rabu Abu, sebagai tanda bahwa kita kembali akan memasuki masa Paskah, semoga kejadian demi kejadian tahun lalu dapat menjadi bahan renungan  untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin demi kelancaran seluruh rangkaian kegiatan sehubungan perayaan Paskah tahun 2015 nanti.

Kita bersyukur tahun ini kepanitiaan untuk perhelatan Ritual Gereja Katolik tersebut, sudah terbentuk sejak Natal Tahun 2014 lalu, semoga para insan yang terlibat sebagai panitia dapat menempatkan karya mereka secara mandiri dan terarah demi kesuksesan Pelaksanaan Ritual Tahunan ini, dukungan berbagai pihak yang menjadi bagian dalam Tubuh Gereja Katolik Stasi Santo Yosef Jelimpo sangat diharapkan, kita menyadari siapapun mereka adalah manusia juga, namun demikian kita sangat optimis berangkat dari penyelenggaraan Natal tahun lalu, warna baru sudah menampakkan diri, warna kesederhanaan tetapi bukan menggeser maknanya, andai partisipasi umat belum maksimal, boleh saja terjadi karena masih dibarukan kembali, mungkin masih ada keengganan sekalipun dalam hati mengagumi caranya.
Jika pada saat Natal 2014 kita boleh tampil dalam kesederhanaan, bukan mustahil pada saat Paskah akan kita munculkan kembali.seyogiyanya Paskah harus meriah, karena Miteri Paskah adalah Puncak Iman Kristiani.
Ya kita boleh merayakan kemeriahan itu dalam hati, Misteri Pengorbanan Yesus yang rela mati di Kayu Salib karena dosa manusai dan demi cintan-Nya kepada kita umatn-Nya, tetapi tidak harus berpesta pora yang pada ujungnya dapat mengurangi makna perayaan Paskah itu sendiri.

Kepada Para Panitia yang baru, dengan semangat yang tentu baru pula dikarenakan masih muda semua,  atas nama pribadi dan Umat kami menyampaikan harapan agar kiranya dapat bekerja dengan hati tulus iklas dengan mengedepankan semangat pelayanan tanpa pamrih, 
" Tunjukan Karyamu dalam Kesungguhan hati"
Tuhan memberkati







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budayakan berkomentar positif, bijak dan membangun tanpa SARA