Para pembaca yang dikasihi Tuhan, salam bahagia buat anda semua yang telah sudi meluangkan waktu untuk mengunjungi blog ini.
Hari ini tepatnya Jum'at tanggal 6 Februari 2015, menurut kalender Gereja Katolik kita merayakan peringatan wajib St. Paulus Miki, dkk menurut kisah yang pernah saya baca di blog http://renunganpagi.blogspot.com dan web Imankatolik.com, bahwa santo Paulus Miki merupakan martir Pribumi dari Jepang, ini kisahnya.;
pada tahun 1588, penguasa jepang memerintahkan agar para misionaris meninggalkan negeri itu, mereka yang tidak mematuhi perintah itu akan di bunuh. perintah ini terlaksana sembilan tahun kemudian yakni pada tahun 1597.
bersama Santo Paulus Miki terdapat juga enam Misionaris Spanyol Ordo Santo Fransiskus, dari 20 martir pribumi Jepang terdapat seorang yang bernama Paulus Miki, ia seorang imam Yesuit yang pandai berkotbah, ketika terjadi penganiayaan Paulus Miki berumur 33 tahun, selain Paulus Miki dikenal juga dua orang guru agama yaitu Yohanes Goto (19 Tahun) dan Yakobus Kisai, keduanya sudah diterima dalam novisiat bruder-bruder serikat Yesus di Miako.
penyiksaan terhadap mereka sungguh kejam, telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah, setelah itu mereka diantar berkeliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat.
kepada penguasa yang menyiksa mereka, Paulus Miki atas nama kawan-kawannya menulis sebuah surat bunyinya :
Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Seyogianya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan oleh Tuhan kepada kami.
selanjutnya mereka di giring ke sebuah bukit di pinggir kota Nagasaki, disana sudah tersedia 26 salib, rakyat banyak sudah menanti di sana untuk menyaksikan penyiksaan atas Paulus Miki dan teman-temannya. ayah Yohanes Goto pun ada diantara mereka untuk menghibur dan meneguhkan anaknya. namun mereka tidak takut akan penyiksaan yang ngeri itu, Paulus Miki terus berkotbah guna meneguhkan iman kawan-kawannya. akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati.
pembaca yang budiman, begitu beratnya perjuangan bahkan ada yang berujung pada kematian hanya untuk mempertahankan iman sebagai pengikut Yesus Kristus pada jaman itu, pengorbanan mereka para martir tidak ada yang sia-sia hingga saat ini, menurut penegasan Tertulianus bahwa "DARAH PARA MARTIR ADALAH BENIH GEREJA"
tidak salah kalau dikatakan bahwa Gereja kita tumbuh dan berkembang berkat para martir yang rela menumpahkan darah demi iman.
kitapun terus menerus ditantang untuk menghayati semangat kemartiran para martir demi semakin berkembangnya Gereja. kita tidak harus menumpahkan darah dan mengorbankan hidup kita , tetapi untuk menjadi orang Katolik yang sungguh Militan, kita harus berkorban banyak hal.Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan berkomentar positif, bijak dan membangun tanpa SARA