Pembaca yang murah hati, tulisan kali ini mengajak kita untuk kembali dalam rutinitas Lingkungan Santo Fransiskus Asisi Jelimpo.
Selasa Malam atau Malam Rabu adalah malam keramat bagi segenap warga Katolik di Lingkungan Santo Fransiskus Asisi, bukan malam keramat yang harus ditakuti melainkan malam keramat yang harus di syukuri.
Bukan sekedar cuap-cuap syukur di mulut tetapi bersyukur sambil memuji Tuhan baik dengan lagu maupun doa sambil mendengarkan Firman Tuhan, berikut firman Tuhan yang akan menjadi permenungan bersama
A. Bacaan Pertama
Bacaan
dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa kita."
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U.
Syukur kepada Allah.
B. BACAAN INJIL
Markus
(7:1-13)
Pada
suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem
datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan
najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi –
seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih
dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang
dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya.
Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi
dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu
bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat
nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus
kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik!
Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya
jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada
adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu
sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa
yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau
seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat
digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan
kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun
bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku
demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang
kamu lakukan!”
Demikianlah Injil Tuhan kita!
U. Terpujilah Kristus!
C. Renungan:
Bapak
ibu dan saudara sekalian,
Dalam bacaan pertama kita ,mendengar bahwa Allah memberkati
seluruh ciptaan-Nya! Binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, diciptakan dan diberkati Allah untuk
berkembang biak, namun manusia adalah puncak segala ciptaan dan diciptakan
sesuai dengan citra Allah, dan kepada manusia Allah bersabda “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara,
dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
Enam hari Allah menciptakan langit dan bumi serta
segala isinya, Maka berhentilah Ia pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati
hari ketujuh itu dan menguduskannya.
Bapa
ibu, saudara dan saudari terkasih, jika Allah telah menguduskan hari ketujuh
dan berhenti dari segala pekerjaan-Nya, maka kitapun hendaknya menjadikan hari
Minggu sebagai hari kita untuk berhenti dari aktivitas dunia/pekerjaan rutin
kita, untuk beribadah kepada Tuhan.
Namun dalam hal beribadah kepada Tuhan, bacaan Injil malam ini mengingatkan kita
bahwa akan Percuma kita beribadah kepada
Tuhan, jika ajaran yang kita ajarkan bukan perintah Allah
melainkan perintah manusia’
Misalnya
: kita sering pergi ke Gereja setiap hari Minggu, rajin mengikuti ibadat di
lingkungan tetapi hati kita masih mendendam, masih ada kebencian satu sama
lain, masih menyimpan iri dan dengki, juga
dalam hal memberikan pelayanan terhadap
sesama kita masih ada itung-itungan untung dan rugi, ( sia-sia tenagaku melayani ka
lingkungan nana ba upah).
Bapa Ibu dan Sudara sekalian ,
Bahkan Yesus mengecam dan marah, dengan cara hidup orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat, Mereka lebih menekankan aspek-aspek lahiriah sebagaimana
yang tergambar dalam kehidupan manusia saat ini, tak terkecuali diri kita, kita
sudah melupakan apa yang menjadi intisarinya, yaitu cinta dan belas kasih. Pada
zaman sekarang ini manusia lebih menakutkan sesamanya daripada Allah. Banyak
contoh dalah kehidupan kita sehari-hari, ……..bacaan injil tadi mengingatkan
kita semua untuk lebih mawas diri, agar jangan sampai kita menjadi munafik
sebagaimana yang dinubuatkan Nabi Yesaya yang disabdakan oleh Yesus ““Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,
hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan
bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku’
Mengapa
? karena perbuatan yang mereka lakukan tidak diimbangi dan dibarengi dengan
cinta kasih yang konkret kepada Tuhan dan sesama.
Perintah Alah yang utama adalah
Cinta Kasih sehingga tidak boleh diabaikan dan
juga tidak bisa diganti dengan seolah-olah tekun beribadah atau rajin berdoa
dan ke gereja.
Dalam
hal ini, Gereja menegaskan bahwa antara ibadat dan cinta kasih tidak boleh
dipisahkan tetapi harus senantiasa menjadi cara hidup kita. Oleh karena itu
agar Ibadat kita tidak menjadi sia-sia, kita harus menyertainya dengan cinta
kasih yang nyata baik kepada Tuhan maupun kepada sesama kita. Amin ( dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Amin).
Bukan hebatnya kita sebagai manusia hingga IBADAT KELUARGA senantiasa dapat kita laksanakan melainkan HEBATNYA YESUS, yang senantiasa sudi mendampingi hingga tak ada satupun jadwal doa keluarga, baik di geser maupun dibatalkan.
dalam Doa Keluarga Malam Rabu tanggal 10 Februari 2015 ini, yakni ibadat lingkungan yang ke 18 ( delapan belas) dalam putaran kedua di rumah keluarga Ibu Lenod atau nene Kale, akan dimunculkan generasi orang muda untuk memimpin ibadat sebagai bekal untuk membiasakan mereka tampil dan berbicara dimuka umum. Semoga. Amin